"Mam, hari ini kok belum cium aku,
gak sayang
aku lagi yah mam?"
"Papa kok gak datang
waktu
tadi aku
pentas, kan papa sudah janji mau datang? PAPA GAK SAYANG
AKU!!!!"
Tidak asingkah kita sebagai orangtua dengan
situasi tersebut?
Seringkali kita sebagai orangtua
'merasa' sudah mengungkapkan kasih sayang kita dengan memenuhi semua
kebutuhan anak-anak kita. Tapi mereka masih merasa tidak
disayangi. Mereka sepertinya selalu meminta perhatian. Mengapa?
Mungkin karena kita mengkomunikasikan kasih
dengan “bahasa cinta”
yang kurang pas terhadap anak-anak kita.
Nah, setiap anak adalah unik !!
Ada berbagai cara dan bentuk, anak-anak
kita merasa dikasihi dan disayangi.
Artinya, setiap anak memiliki
“bahasa cinta” yang berbeda.
Apabila anak yang merasa benar-benar dikasihi dan diperhatikan sesuai “bahasa cinta”-nya, maka anak akan mengalami pemenuhan
“tangki emosi”nya. Dengan demikian mereka memiliki kekuatan emosional yang
dapat memberi bahan bakar sewaktu melalui hari-hari yang penuh dengan tantangan.
Menurut Dr. Gary Chapman, ada lima cara anak dalam mengutarakan serta memahami cinta, yaitu : kata penguatan, saat yang mengesankan, menerima hadiah, tindakan melayani & sentuhan fisik.
Menurut Dr. Gary Chapman, ada lima cara anak dalam mengutarakan serta memahami cinta, yaitu : kata penguatan, saat yang mengesankan, menerima hadiah, tindakan melayani & sentuhan fisik.
1.
Kata-kata Penguatan.
Seorang anak
yang memiliki bahasa cinta ini,
mereka
akan sangat senang dan merasa disayang jika mereka sering dipuji, diberi motivasi atau
dukungan yang diucapkan berkali-kali. Sebaliknya, kata-kata negatif yang diucapkan terhadapnya dapat sangat melukainya.
Mereka pun akan mengungkapkan kasih mereka dengan cara memuji:
"Mam, kau adalah ibu terbaik
yang aku miliki, aku sayang
mama."
2. Saat-saat
yang Mengesankan.
Bagi anak jenis ini,
keberadaan orangtua di sisinya sangat berarti baginya. Terutama
di saat-saat khusus seperti perayaan ulangtahun,
menghadiri pentas drama di sekolah, nonton bersama,
pergi
berlibur bersama,
atau
sekedar ada di sampingnya mendengar cerita-ceritanya di saat dia sedang sedih.
Kesibukan orangtua
dan ketidakhadiran orangtuanya di momen-momen khusus biasanya akan melukai dirinya,
dan anak akan merasa
tidak disayang.
3. Menerima Hadiah.
Bagi anak dengan bahasa cinta ini,
sayang
di-identikkan dengan pemberian atau hadiah. Dengan menerima hadiah mereka merasa diperhatikan dan disayang. Mereka sebenarnya bukan materialis,
karena
bukan hadiah mahal
yang diharapkan tapi perhatian
yang dicurahkan dalam pemberian tersebut. Mereka sangat menyukai kejutan walaupun hanya sekedar kartu ucapan sayang
di balik kotak bekal makan mereka.
4.
Tindakan
Melayani.
Bagi anak jenis ini akan merasa dicintai jika orangtuanya membantu mereka mengerjakan hal-hal yang
mereka
inginkan. Contohnya :
mengajari mengerjakan
PR, membantu menyiapkan kebutuhannya, seperti menyiapkan
sarapan, menolongnya saat mengerjakan hal-hal yang sulit.
Orang tua dengan anak
yang memiliki bahasa cinta ini harus berhati-hati dalam mendidik kemandirian untuk bisa melakukan segala sesuatunya sendiri. Jika orangtua berlebihan membantu mereka akan tumbuh menjadi anak
yang manja dan tidak bisa mandiri.
5.
Sentuhan
Fisik.
Anak
yang bahasa cintanya sentuhan fisik, secara emosi mereka menginginkan bentuk kontak fisik seperti : dicium,
digandeng, dirangkul,
ditepuk punggungnya ataupun
dielus
kepalanya.
Bentuk
kontak fisik
yang kasar akan sangat melukai hati mereka.
Pelukan saat mereka sedang sedih sangat berarti bagi mereka dibandingkan
kata-kata kita,
karena dengan sentuhan
kita…mereka akan merasa sangat diperhatikan.
Yes, but HOW ?
Bagaimana kita bisa mengenali
bahasa cinta anak-anak kita?
Walaupun tidak mudah,
orangtua dapat belajar dan berusaha mencoba untuk mengenali bahasa cinta
anak-anak kita.
Ada beberapa petunjuk untuk
mengenali dan menemukan jenis bahasa cinta mana yang paling utama pada
anak-anak kita :
1. Perhatikan bagaimana
anak mengekspresikan cintanya kepada orangtua.
Anak dapat berbicara dengan baik sesuai bahasa cintanya
sendiri tanpa kita sadari.
2. Perhatikan bagaimana anak mengekspresikan kasihnya kepada orang lain.
Perhatikan dengan seksama
bagaimana mereka berinteraksi dengan anak-anak lain dan
orang dewasa, di mana mereka paling sering
menunjukan perasaannya.
3. Dengarkan permintaan yang paling sering di-ajukan.
Kebanyakan anak-anak tidak
malu untuk menyebutkan permintaan dan
keinginannya. Jika kita belajar untuk “mendengarkan”
hal-hal yang anak minta, maka kita dapat
mendengar bahasa cinta utama dari anak kita.
4. Dengarkan keluhan-keluhan
yang sering diutarakan oleh anak.
Ketika kita memperhatikan rengekan dan gerutuan mereka, biasanya keluhan mereka bisa berada pada kategori
yang berhubungan dengan salah satu bahasa cinta
mereka.
5. Berikan mereka hanya satu
dari dua pilihan.
Cobalah untuk memperkenalkan
kepada anak pada situasi di mana ada pilihan antara dua bahasa kasih. Kemudian
perhatikan pada keputusan yang dibuatnya. Pilihan bahasa cinta anak yang paling sering diungkapkan, biasanya merupakan bahasa cinta utamanya.
Perlu diingat, anak-anak dapat memiliki kombinasi dari
kelima bahasa cinta. Maka, alangkah baiknya apabila orang tua juga
mengungkapkan kasihnya melalui bahasa cinta yang lain.
Sebagai orangtua, marilah kita terus bertumbuh dalam mengkomunikasikan
cinta dalam keluarga kita !!
(Sumber : Gary
Champman, Ph.D & Ross Campbell, M.D. Lima Bahasa
Kasih untuk Anak-anak. 2000, by hl)
No comments:
Post a Comment