Peran ayah sangat penting dalam
perkembangan anak-anak mereka, namun banyak ayah merasa ragu dengan tanggung
jawab dan keistimewaan yang terkait dengan peran ini. Anak-anak membutuhkan ayah
yang mencintai dan peduli kepada mereka secara konsisten.
Penelitian menunjukkan bahwa ayah yang
terlibat secara aktif dalam membesarkan anak-anak mereka memberikan hasil yang
positif dalam kehidupan mereka. Sebaliknya, ayah yang tidak terlibat secara
aktif, anak-anaknya berkembang secara negatif. Seorang dosen di University of Southern California School of
Medicine, menemukan kaitan yang sangat kuat antara gejala yang nampak pada
orang-orang yang cenderung suka menganiaya dengan masa kanak-kanak yang sangat
menderita.
63% anak remaja yang bunuh diri berasa dari keluarga
tanpa ayah, 5 kali lebih tinggi dari angka rata-rata nasional (US
Department of Health)
90% anak-anak yang lari dari rumah dan tak ada tempat
tinggal, berasal dari keluarga tanpa ayah, 32 kali lebih tinggi dari angka rata-rata
nasional (Journal of Justice & Behaviour)
80% pemerkosa yang dilatarbelakangi kemarahan berasal
dari keluarga tanpa ayah, 20 kali lebih tinggi dari angka rata-rata nasional
(US Department of Justice)
TAPI ....
Keluarga yang tinggal di lingkungan kriminal, namun
dalam keluarga dengan peran orangtua stabil &
AYAH berperan dalam keluarga tersebut, maka 90%
anak dari keluarga tersebut TIDAK mengalami kenakalan remaja (Development &
Pscychopathology, 1993)
Menjadi seorang ayah yang aktif adalah :
1.
Memiliki visi
dalam keluarga.
Setiap ayah
perlu sekali memiliki visi atau tujuan menjadi seorang ayah, juga visi bagi
seluruh anggota keluarganya. Visi yang dimaksud adalah apa yang hendak dicapai
seorang ayah bagi anak-anaknya dan apa yang akan dilakukan sepanjang hidup yang
diberikan Allah kepada seorang ayah. Seorang ayah yang memiliki visi akan
membuat dia bersemangat menjadi ayah dan tidak mudah putus asa saat menjumpai
kesulitan dalam mendidik anak. Seorang ayah perlu punya visi karena dia menjadi
pemimpin dan pemberi arah bagi anak dan istri. Apa visi yang ingin Anda
wujudkan dalam keluarga Anda?
Kelak Anda
tidak saja dikenal sebagai ayah tetapi juga kakek dan leluhur yang bijak. Ayah
yang memiliki visi akan mampu memotivasi anak-anak memiliki visi yang sama
kelak dalam mendidik cucu-cucu.
2.
Sebagai
pemimpin spiritual.
Di dalam keluarga, ayah
dipanggil menjadi Imam, pemimpin spiritual. Dengan menghadirkan Tuhan dalam mezbah
keluarga akan membuat anak bertumbuh mengenal Tuhan, belajar taat dan takut
akan Tuhan yang dipelajari melalui Firman Tuhan. Ayah perlu menyediakan waktu
ngobrol-ngobrol tentang Tuhan dan doktrin kepada anak-anak, dan mewariskan
spiritualitas yang baik kepada mereka.
3. Sebagai wakil Allah.
Orangtua
adalah representatif atau wakil Allah di dalam keluarga. Orangtualah yang
dipercayakan untuk mendidik agar anak mengenal Allah. Jika orangtua salah
mendidik dan tidak menjadi teladan, maka bisa “menyesatkan” anaknya sendiri.
Konsep anak mengenai Allah terbentuk di dalam diri anak sejak kecil, khususnya
diwarisi dari hasil interaksi anak dengan ayahnya. Banyak anak bisa keliru
memandang atau memahami Allah karena hubungan yang buruk dengan ayahnya.
Tak sedikit anak-anak merasa
takut pada ayahnya karena kejam, sehingga anak
punya konsep bahwa Allah itu juga Allah yang kejam seperti ayahnya. Jika
anak melihat ayah yang sibuk dan kurang peduli ataupun sering ingkar janji,
maka anak bisa memiliki konsep Allah yang kurang peduli sehingga sulit
mempercayai Allah.
4. Memberi kesempatan kepada anak untuk
mengetahui bahwa sang ayah sangat mencintainya.
Ungkapan cinta adalah tidak sekedar mengucapkan kata-kata : “Saya
mencintai kamu.” Ayah yang mencintai anak-anak mereka menunjukkan kasih sayang
kepada mereka dengan menyediakan sejumlah waktu yang berkualitas bersama-sama
dengan anak-anak mereka. Anak-anak yang merasa dicintai akan berkembang dengan
memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dengan ayah mereka dan memiliki harga
diri yang sehat.
5. Menjadi figur yang berperan
positif bagi anak-anak.
Anak-anak, laki-laki maupun perempuan membutuhkan figur yang positif.
Anak-anak cenderung berperilaku sesuai dengan figur (baik positif maupun
negatif) yang mereka lihat secara terus-menerus. Ayah yang aktif dapat
mempromosikan perilaku yang positif dengan memberi model dan teladan yang tepat
untuk anak mereka.
6. Memberikan dukungan emosional pada
anak.
Selain dukungan keuangan, anak-anak juga membutuhkan dukungan
emosional dari orangtua mereka. Ayah yang aktif mampu mendengarkan dan
mendukung anak-anak ketika mereka mengalami sukacita, kesedihan, kemarahan,
ketakutan, dan frustasi. Ayah yang memberi dukungan emosional kepada anak-anak
mereka akan menjadikan anak-anak berkembang dan memiliki relasi yang baik
dengan orang lain.
7. Meningkatkan harga diri anak.
Harga diri adalah cara seseorang memandang dan menilai dirinya.
Anak-anak dengan harga diri yang bernilai positif cenderung lebih bahagia dan
lebih percaya diri daripada nak-anak dengan harga diri yang rendah. Ayah yang
aktif berinteraksi dengan anak-anaknya membangun mereka memiliki harga diri
yang bernilai positif dan membuat mereka tahu bahwa mereka sangat dihargai.
8. Memberikan bimbingan dan disiplin
pada anak.
Sejak bayi, anak-anak perlu bimbingan dan disiplin. Ayah yang berperan
aktif dalam keluarga memainkan peran penting dalam mengajar anak-anak mereka
tentang perilaku yang sehat dengan menerapkan disiplin secara tepat.
9. Menjadi teman bermain bagi anak.
Salah satu cara yang baik untuk mengembangkan ikatan emosional dengan
anak adalah bermain bersama anak. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan
antara cara bermain ayah dan ibu dengan anak mereka. Ayah cenderung bermain secara fisik (misalnya bergulat, kuda-kudaan, main sepeda, berenang,
bulutangkis, sepakbola)
yang memberikan sejumlah manfaat bagi anak.
10. Memberikan diri menjadi teman
bicara bagi anak.
Anak-anak kecil penuh dengan pertanyaan. Rasa ingin tahu yang
berkembang dalam dirinya membuat mereka belajar tentang lingkungan mereka. Ayah
yang aktif dapat menjadi sumber informasi berharga bagi anak-anak yang
membutuhkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting tentang kehidupan ini.
11. Menurunkan kemungkinan melakukan
aktivitas seksual dini pada anak.
Anak-anak dengan ayah yang berperan aktif lebih kecil kemungkinannya
terlibat dalam aktivitas seksual dini, sehingga peluang mereka untuk mengalami
kehamilah pada usia dini sebelum menikah dan penyakit menular seksual menjadi
berkurang.
Salah
satu sisi pengaman anak perempuan agar tidak mudah terjebak dalam seks pranikah
adalah kedekatan dengan sang ayah.
12. Memberikan rasa aman baik fisik
maupun emosional bagi anak.
Salah satu manfaat utama yang dapat diberikan oleh ayah yang berperan
aktif kepada anak-anak adalah rasa aman
(baik fisik maupun emosional). Dengan berperan aktif dalam kehidupan anak,
seorang ayah menerapkan hubungan saling mempercayai, sehingga anak akan
bertumbuh menjadi anak yang memiliki rasa aman.
Jika anak bertumbuh dengan perasaan tidak aman (insecure), ia akan
mengalami kesulitan untuk percaya kepada orang lain dan percaya kepada Allah
ketika sudah dewasa.
13. Memfasilitasi perkembangan moral
anak.
Setiap anak-anak membutuhkan sebuah panduan moral untuk membimbing
mereka ketika mereka menghadapi pilihan hidup yang sulit. Ayah dan ibu,
membantu anak-anak mereka untuk mengembangkan pemahaman “benar salah” yang
berfungsi sebagai dasar untuk membangun karakter moral.
14. Membentuk identitas gender yang
sehat pada anak.
Anak-anak mempelajari peran gender yang sehat dari ayah-ibu mereka,
yaitu peran laki-laki dan perempuan. Ayah yang berperan aktif akan membantu
anak-anak mereka, terutama anak laki-laki, untuk mengembangkan pemahaman yang
sehat tentang makna menjadi seorang laki-laki.
15. Meningkatkan perkembangan
intelektual anak.
Anak-anak yang bertumbuh dengan ayah yang terlibat aktif dalam
keluarga cenderung meraih prestasi lebih tinggi di bidang bahasa maupun
matematika, dan menunjukkan kemampuan memecahkan masalah dan ketrampilan sosial
lebih baik.
Well, tidaklah mudah menjadi ayah. Namun jabatan ayah sangat
indah dan menyenangkan. Masalahnya adalah tidak ada sekolah yang mengajarkan
bagaimana menjadi ayah yang baik dan dapat diandalkan anak. Butuh usaha ekstra
keras, skill dan emosi yang cukup, untuk mewujudkannya.
Para ayah.... anak-anak anda membutuhkan Anda!
Buatlah komitmen untuk menjadi seorang ayah yang berperan aktif. Para ayah
dipanggil untuk mengisi tabung panahnya dengan baik. Agar suatu saat anak-anak
Anda pergi dari rumah, mereka akan menjadi anak panah yang siap diluncurkan!
(Sumber : Artikel Pelikan, Bapa Sepanjang Kehidupan)
(Sumber : Artikel Pelikan, Bapa Sepanjang Kehidupan)
No comments:
Post a Comment