Sunday, December 22, 2013

Mengapa Orangtua perlu Mendidik Anak?

Mazmur 127 : 3 – 5

“ Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada TUHAN,
dan buah kandungan adalah suatu upah. Seperti anak-anak panah di tangan pahlawan,
demikianlah anak-anak pada masa muda. Berbahagialah orang yang telah membuat penuh tabung panahnya dengan semuanya itu. Ia tidak akan mendapat malu,
apabila ia berbicara dengan musuh-musuh di pintu gerbang. “



Tuhan berfirman bahwa anak-anak adalah seperti anak-anak panah di tangan seorang pahlawan.
Seorang pahlawan akan melesatkan anak-anak panahnya ke arah para musuh.
Nah, Allah telah merencanakan bahwa benih Ilahi yang dibesarkan ditujukan untuk menghancurkan pekerjaan-pekerjaan musuhNya.

Dengan kata lain, anak-anak adalah sebuah warisan, sebuah karunia, anak-anak panah atau senjata digunakan untuk melawan musuh di hari mendatang.

Siapakah pahlawan itu ?
Pahlawan adalah kita sebagai orang tua.
Seorang pahlawan adalah seseorang yang bersedia mengambil tanggung jawab untuk membentuk, menajamkan, membidik dan melepaskan anak mereka sebagai anak panah kepada sasaran yang tepat, yaitu panggilan dan rencana Allah di dalam hidupnya dan memuliakan Allah melalui hidupnya.

Oleh karena itu, orang tua perlu menangkap visi Tuhan untuk anaknya dan mendidik anak-anaknya agar mereka dapat berjalan di dalam rencana Tuhan.

Mengapa orang tua perlu mendidik anak ?

Mendidik anak adalah seperti pekerjaan membentuk dan menajamkan anak-anak panah sebelum mereka dilesatkan.


Orangtua perlu mendidik anak-anak karena :


1. Perintah Tuhan terhadap orang tua (Efesus 6 : 4).
Otoritas untuk mendidik anak diberikan oleh Tuhan kepada orang tua, bukan kepada pembantu, baby sitter, opa-oma, ataupun orang lain.

2. Anak – anak adalah pusaka daripada Tuhan (Mazmur 127 : 3a).

Karena anak yang telah Tuhan percayakan kepada kita adalah harta yang berharga.
Sebagai orang tua, kita harus mendoakan dan bertanggung jawab untuk membawa anak kita mengenal Tuhan dan mendapat tempat dalam Kerajaan Allah.


3. Dalam diri seorang anak sudah berdosa (Mazmur 51 : 7).

Sejak dilahirkan, kita semua sudah dilahirkan dalam dosa.
Dan akibat dosa, setiap manusia dilahirkan dengan kecenderungan alami, yaitu : mementingkan diri sendiri dan memuaskan diri sendiri.
Sebagai contoh, sejak kecil anak-anak memiliki sifat egois, keinginannya selalu harus dituruti, memberontak terhadap orang tua, melawan, berbohong, walaupun tidak diajarkan oleh siapa pun juga.

Sebagai orang tua, kita perlu menjaga dan mendidik anak kita agar sifat dosa ini tidak menghancurkan mereka.

4. Anak adalah mudah terpengaruh / mudah “dirusakkan” (I Kor 15 : 33).
Kita harus menanamkan prinsip Firman Tuhan kepada anak-anak kita agar mereka memiki dasar yang kuat dan tidak terpengaruh oleh lingkungan yang dapat menghancurkan mereka.

Apa saja yang dapat berdampak buruk bagi anak-anak kita ?
Televisi, internet, temen-temen sekolah, lingkungan.

5. Anak adalah upah (Mazmur 127 : 3b).

Sesungguhnya,  anak – anak adalah sukacita bagi orang tuanya dan orang-orang lain, BUKAN MENJADI BEBAN !!

Apabila orang tua berhasil mendidik anaknya , maka anak akan :
- Mendatangkan sukacita ( Amsal 10 : 1 ).
- Menggembirakan ayahnya ( Amsal 15 : 20 ).
- Memberikan ketentraman ( Amsal 29 : 17 ).

Apabila orang tua gagal dalam mendidik anaknya :
- Anak yang bebal menyakiti hati ayahnya ( Amsal 17 : 25 )
- Anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya ( Amsal 29 : 15 )

Mari kita renungkan sebagai orang tua, apakah selama ini anak-anak kita membawa sukacita atau memusingkan kita dan menjadi beban buat kita ???

6. Anak – anak adalah generasi penerus (Kejadian 1 : 28).
Sebagai orang tua, kita mempersiapkan anak-anak kita agar :
- Mereka menjadi kebanggaan bagi Kerajaan Allah, yaitu memiliki karakter - karakter Kristus.

- Mereka dipakai untuk memajukan Kerajaan Allah, yaitu menjadi orang-orang yang ‘berpengaruh’.

Tuhan memerintahkan kita untuk mengajar anak-anak kita tentang Dia, sehingga mereka akan mengajar anak-anak mereka untuk juga mengajarkan kepada generasi di bawah mereka.
Dengan demikian, maka kita sedang membangun mata rantai kebenaran dari generasi ke generasi.

Allah rindu melihat sebuah keluarga yang melayani Dia dengan setia dari generasi ke generasi.

Sudahkah kita mendidik anak-anak kita berdasarkan prinsip kebenaran Firman Tuhan ?

No comments:

Post a Comment