Sunday, June 21, 2015

Absent Fathers, Lost Children


Peran ayah sangat penting dalam perkembangan anak-anak mereka, namun banyak ayah merasa ragu dengan tanggung jawab dan keistimewaan yang terkait dengan peran ini. Anak-anak membutuhkan ayah yang mencintai dan peduli kepada mereka secara konsisten.

Penelitian menunjukkan bahwa ayah yang terlibat secara aktif dalam membesarkan anak-anak mereka memberikan hasil yang positif dalam kehidupan mereka. Sebaliknya, ayah yang tidak terlibat secara aktif, anak-anaknya berkembang secara negatif. Seorang dosen di University of Southern California School of Medicine, menemukan kaitan yang sangat kuat antara gejala yang nampak pada orang-orang yang cenderung suka menganiaya dengan masa kanak-kanak yang sangat menderita.

63% anak remaja yang bunuh diri berasa dari keluarga tanpa ayah,  5 kali lebih tinggi dari angka rata-rata nasional (US Department of Health)
90% anak-anak yang lari dari rumah dan tak ada tempat tinggal, berasal dari keluarga tanpa ayah, 32 kali lebih tinggi dari angka rata-rata nasional (Journal of Justice & Behaviour)
80% pemerkosa yang dilatarbelakangi kemarahan berasal dari keluarga tanpa ayah, 20 kali lebih tinggi dari angka rata-rata nasional (US Department of Justice)

TAPI ....
Keluarga yang tinggal di lingkungan kriminal, namun dalam keluarga dengan peran orangtua stabil &
AYAH berperan dalam keluarga tersebut, maka 90% anak dari keluarga tersebut TIDAK mengalami kenakalan remaja (Development & Pscychopathology, 1993)

Tahukah bahwa anak-anak sangat rindu mempunyai ayah yang berperan aktif ?
Menjadi seorang ayah yang aktif adalah :

1.       Memiliki visi dalam keluarga.
Setiap ayah perlu sekali memiliki visi atau tujuan menjadi seorang ayah, juga visi bagi seluruh anggota keluarganya. Visi yang dimaksud adalah apa yang hendak dicapai seorang ayah bagi anak-anaknya dan apa yang akan dilakukan sepanjang hidup yang diberikan Allah kepada seorang ayah. Seorang ayah yang memiliki visi akan membuat dia bersemangat menjadi ayah dan tidak mudah putus asa saat menjumpai kesulitan dalam mendidik anak. Seorang ayah perlu punya visi karena dia menjadi pemimpin dan pemberi arah bagi anak dan istri. Apa visi yang ingin Anda wujudkan dalam keluarga Anda?
Kelak Anda tidak saja dikenal sebagai ayah tetapi juga kakek dan leluhur yang bijak. Ayah yang memiliki visi akan mampu memotivasi anak-anak memiliki visi yang sama kelak dalam mendidik cucu-cucu.

2.       Sebagai pemimpin spiritual.
Di dalam keluarga, ayah dipanggil menjadi Imam, pemimpin spiritual. Dengan menghadirkan Tuhan dalam mezbah keluarga akan membuat anak bertumbuh mengenal Tuhan, belajar taat dan takut akan Tuhan yang dipelajari melalui Firman Tuhan. Ayah perlu menyediakan waktu ngobrol-ngobrol tentang Tuhan dan doktrin kepada anak-anak, dan mewariskan spiritualitas yang baik kepada mereka.

3.       Sebagai wakil  Allah.
Orangtua adalah representatif atau wakil Allah di dalam keluarga. Orangtualah yang dipercayakan untuk mendidik agar anak mengenal Allah. Jika orangtua salah mendidik dan tidak menjadi teladan, maka bisa “menyesatkan” anaknya sendiri. Konsep anak mengenai Allah terbentuk di dalam diri anak sejak kecil, khususnya diwarisi dari hasil interaksi anak dengan ayahnya. Banyak anak bisa keliru memandang atau memahami Allah karena hubungan yang buruk dengan ayahnya. 
Tak sedikit anak-anak merasa takut pada ayahnya karena kejam, sehingga anak  punya konsep bahwa Allah itu juga Allah yang kejam seperti ayahnya. Jika anak melihat ayah yang sibuk dan kurang peduli ataupun sering ingkar janji, maka anak bisa memiliki konsep Allah yang kurang peduli sehingga sulit mempercayai Allah.

4. Memberi kesempatan kepada anak untuk mengetahui bahwa sang ayah sangat mencintainya.
Ungkapan cinta adalah tidak sekedar mengucapkan kata-kata : “Saya mencintai kamu.” Ayah yang mencintai anak-anak mereka menunjukkan kasih sayang kepada mereka dengan menyediakan sejumlah waktu yang berkualitas bersama-sama dengan anak-anak mereka. Anak-anak yang merasa dicintai akan berkembang dengan memiliki ikatan emosional yang lebih kuat dengan ayah mereka dan memiliki harga diri yang sehat.

5.       Menjadi figur yang berperan positif bagi anak-anak.
Anak-anak, laki-laki maupun perempuan membutuhkan figur yang positif. Anak-anak cenderung berperilaku sesuai dengan figur (baik positif maupun negatif) yang mereka lihat secara terus-menerus. Ayah yang aktif dapat mempromosikan perilaku yang positif dengan memberi model dan teladan yang tepat untuk anak mereka.

6.       Memberikan dukungan emosional pada anak.
Selain dukungan keuangan, anak-anak juga membutuhkan dukungan emosional dari orangtua mereka. Ayah yang aktif mampu mendengarkan dan mendukung anak-anak ketika mereka mengalami sukacita, kesedihan, kemarahan, ketakutan, dan frustasi. Ayah yang memberi dukungan emosional kepada anak-anak mereka akan menjadikan anak-anak berkembang dan memiliki relasi yang baik dengan orang lain.

7.       Meningkatkan harga diri anak.
Harga diri adalah cara seseorang memandang dan menilai dirinya. Anak-anak dengan harga diri yang bernilai positif cenderung lebih bahagia dan lebih percaya diri daripada nak-anak dengan harga diri yang rendah. Ayah yang aktif berinteraksi dengan anak-anaknya membangun mereka memiliki harga diri yang bernilai positif dan membuat mereka tahu bahwa mereka sangat dihargai.

8.       Memberikan bimbingan dan disiplin pada anak.
Sejak bayi, anak-anak perlu bimbingan dan disiplin. Ayah yang berperan aktif dalam keluarga memainkan peran penting dalam mengajar anak-anak mereka tentang perilaku yang sehat dengan menerapkan disiplin secara tepat.

9.       Menjadi teman bermain bagi  anak.
Salah satu cara yang baik untuk mengembangkan ikatan emosional dengan anak adalah bermain bersama anak. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan antara cara bermain ayah dan ibu dengan anak mereka.  Ayah cenderung bermain secara fisik (misalnya bergulat, kuda-kudaan, main sepeda, berenang, bulutangkis, sepakbola) yang memberikan sejumlah manfaat bagi anak.

10.   Memberikan diri menjadi teman bicara bagi anak.
Anak-anak kecil penuh dengan pertanyaan. Rasa ingin tahu yang berkembang dalam dirinya membuat mereka belajar tentang lingkungan mereka. Ayah yang aktif dapat menjadi sumber informasi berharga bagi anak-anak yang membutuhkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penting tentang kehidupan ini.

11.   Menurunkan kemungkinan melakukan aktivitas seksual dini pada anak.
Anak-anak dengan ayah yang berperan aktif lebih kecil kemungkinannya terlibat dalam aktivitas seksual dini, sehingga peluang mereka untuk mengalami kehamilah pada usia dini sebelum menikah dan penyakit menular seksual menjadi berkurang.
Salah satu sisi pengaman anak perempuan agar tidak mudah terjebak dalam seks pranikah adalah kedekatan dengan sang ayah.

12.   Memberikan rasa aman baik fisik maupun emosional bagi anak.
Salah satu manfaat utama yang dapat diberikan oleh ayah yang berperan aktif  kepada anak-anak adalah rasa aman (baik fisik maupun emosional). Dengan berperan aktif dalam kehidupan anak, seorang ayah menerapkan hubungan saling mempercayai, sehingga anak akan bertumbuh menjadi anak yang memiliki rasa aman.
Jika anak bertumbuh dengan perasaan tidak aman (insecure), ia akan mengalami kesulitan untuk percaya kepada orang lain dan percaya kepada Allah ketika sudah dewasa.

13.   Memfasilitasi perkembangan moral anak.
Setiap anak-anak membutuhkan sebuah panduan moral untuk membimbing mereka ketika mereka menghadapi pilihan hidup yang sulit. Ayah dan ibu, membantu anak-anak mereka untuk mengembangkan pemahaman “benar salah” yang berfungsi sebagai dasar untuk membangun karakter moral.

14.   Membentuk identitas gender yang sehat pada anak.
Anak-anak mempelajari peran gender yang sehat dari ayah-ibu mereka, yaitu peran laki-laki dan perempuan. Ayah yang berperan aktif akan membantu anak-anak mereka, terutama anak laki-laki, untuk mengembangkan pemahaman yang sehat tentang makna menjadi seorang laki-laki. 

15.   Meningkatkan perkembangan intelektual anak.
Anak-anak yang bertumbuh dengan ayah yang terlibat aktif dalam keluarga cenderung meraih prestasi lebih tinggi di bidang bahasa maupun matematika, dan menunjukkan kemampuan memecahkan masalah dan ketrampilan sosial lebih baik.

Well, tidaklah mudah menjadi ayah. Namun jabatan ayah sangat indah dan menyenangkan. Masalahnya adalah tidak ada sekolah yang mengajarkan bagaimana menjadi ayah yang baik dan dapat diandalkan anak. Butuh usaha ekstra keras, skill dan emosi yang cukup, untuk mewujudkannya.
Para ayah.... anak-anak anda membutuhkan Anda! Buatlah komitmen untuk menjadi seorang ayah yang berperan aktif.  Para ayah dipanggil untuk mengisi tabung panahnya dengan baik. Agar suatu saat anak-anak Anda pergi dari rumah, mereka akan menjadi anak panah yang siap diluncurkan!

(Sumber : Artikel Pelikan, Bapa Sepanjang Kehidupan)



No comments:

Post a Comment