Selamat
Tahun Baru 2015 !!
Tahun
Baru biasanya identik dengan resolusi. Yaitu memperbaiki hidup untuk menjadi
"lebih baik" dan juga memulai komitmen baru. Umumnya kita melakukan resolusi dalam
kehidupan pribadi, pekerjaan ataupun kehidupan keluarga.
Nah,
sebagai orangtua alangkah baiknya kita juga membuat resolusi di tahun yang baru
ini.
Untuk
mewujudnyatakan resolusi, biasanya kita akan menyusun serangkaian target untuk
kita penuhi di tahun yang baru.
Tetapi
resolusi kali ini, biarlah kita memperbaiki kesalahan-kesalahan yang tanpa
sadar sering dilakukan orangtua, namun sangat berdampak pada tumbuh kembang
anak.
Well, kita
bukanlah orangtua yang sempurna yang tidak pernah melakukan kesalahan, tapi
kita bisa belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama ataupun mengulangi
kesalahan yang sering dilakukan oleh orangtua pada umumnya.
Berikut
ini ada 5 kesalahan orangtua yang perlu disadari dan jangan diulangi:
1.
Membeda-bedakan anak satu dengan
lainnya (favoritism).
Terkadang
kita tidak menyadari kesalahan itu karena beranggapan sudah mengasihi anak sama
rata, padahal sebenarnya tidak. Jika kita merenungkan dengan sadar, ternyata
kita lebih sayang kepada anak yang baik-baik dan tidak menyusahkan kita.
Kemudian,
kalau marah, kita akan berkata, “Mengapa kamu tidak bisa taat seperti
adik/kakakmu?”
Menjadi
anak yang dibedakan dengan adik atau kakaknya itu sungguh tidak menyenangkan. Anak
akan bertumbuh dengan perasaan tertolak, tidak dikehendaki dan tidak berdaya.
Sebagai anak, tentunya ia tidak menginginkan keadaan itu.
Jika
kita memelihara cara mendidik anak seperti itu, maka anak akan bertumbuh
menjadi anak yang rendah diri.
2. Membanding-bandingkan situasi anak sekarang dengan keadaan kita pada
waktu seusia dengan mereka (veteranism).
Pada
umumnya kita menganggap anak-anak kita lebih beruntung dibandingkan kita
dahulu. Jika anak terus-menerus mendengar kalimat “Kamu sekarang lebih enak
tidak seperti papa/mama dulu.”
Maka
anak akan menyesali jaman yang dihidupinya ini. Anak yang demikian juga
cenderung merasa tertolak karena tidak berdaya menghadapi jaman mereka
sekarang.
Cara
mendidik seperti ini juga akan menimbulkan perasaan rendah diri si anak.
3. Menganggap anak sebagai sumber investasi dan sumber kebanggaan
orangtua.
Hal
itu sebenarnya tidak salah, tetapi akan merusak jika kemudian ternyata anak
sulit memenuhi keinginan orangtuanya dan tidak seperti yang diharapkan.
Misalnya,
si ayah yang sudah mengeluarkan banyak biaya untuk anaknya, tanpa sadar ayah
akan sering marah-marah menyalahkan anaknya.
Jika
demikian, lagi-lagi perasaan tidak berdaya karena sudah mengecewakan orangtua
dan berbagai perasaan negatif lainnya akan membuat anak tumbuh dengan harga
diri yang rendah.
4. Membiarkan anak tumbuh begitu saja (tanpa pengarahan dan teladan).
Kita
seharusnya menjadi guru pertama bagi anak-anak kita. Ketidakhadiran kita bagi
anak-anak akan membuat mereka bingung ketika menghadapi banyak pertanyaan yang
muncul dalam pikirannya (berkaitan dengan hal-hal yang ada di sekitarnya).
Anak-anak
memerlukan teladan yang baik sehingga mereka tahu bagaimana harus bersikap pada
keadaan tertentu. Itulah yang membuat kepercayaan diri mereka tumbuh, memiliki
karakter yang baik, tidak pemalu dan bertanggung jawab.
Oleh
karena itu, anak-anak membutuhkan
pendampingan orangtua.
5. Memperlihatkan ketidakharmonisan dan percekcokan.
Jika
orangtuanya sering konflik, anak-anak akan tumbuh dengan perasaan tidak aman
dan waswas.
Anak
akan memiliki pertanyaan : “Apakah aku penyebab konflik mereka? Apakah salah
saya? Apakah papa dan mama akan bercerai? Di mana saya tinggal jika mereka
berpisah?” Mungkin itulah pertanyaan-pertanyaan yang ada di dalam pikiran anak.
Kenangan
dan memori buruk akan pertengkaran orangtuanya akan terekam dalam ingatan anak,
akan berdampak pada mental dan emosi anak. Anak dapat mengalami trauma,
bertumbuh dengan perasaan tidak aman, penakut, suka menyalahkan diri sendiri,
dan sakit hati.
Para
orangtua, sadarilah bahwa Tuhan memberkati kita di dalam dan melalui keluarga. Jabatan
kita sebagai ayah/ibu dan suami/istri sangat istimewa dan tidak tergantikan.
Oleh
sebab itu, selama kita hidup, keluarga wajib dirawat dengan memberikan kasih,
waktu, dan tenaga kita.
Marilah
kita memiliki komitmen yang baru di tahun baru ini !!
(Sumber :
Merekayasa Lingkungan Anak – JS)
No comments:
Post a Comment