Stres adalah ketika seseorang merasa tidak mampu memenuhi tuntutan atau
harapan besar yang dibebankan pada dirinya, oleh orang lain, lingkungan ataupun
diri sendiri.
Nah, di dalam kehidupan sehari-hari,
apabila ada kondisi yang tidak diharapkan terjadi, maka seseorang akan
segera berusaha mengatasinya untuk mencapai keadaan seimbang. Bila usaha
tersebut gagal, ia akan mengalami tekanan.
Kemudian, jika tekanan itu berubah
menjadi penderitaan dan putus asa, maka timbulah masalah dalam kesehatan dan
tingkah laku, yang berbeda dari perilaku “normal” sebelumnya.
Banyak orangtua tidak menyadari
bahwa anaknya stres. Sesungguhnya, semua anak pernah memperlihatkan tanda
stres. Tetapi jika orangtua melihat perubahan perilaku selama lebih dari dua
minggu, orangtua perlu waspada. Jangan menunggu sampai stres pada anak kita
berkembang menjadi depresi. Apabila tidak diatasi dengan baik akan berdampak pada
perkembangan selanjutnya.
Apalagi jika seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, maka ada kemungkinan pernyakit tersebut bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh melainkan disebabkan pikiran anak yang sedang stres.
Apalagi jika seorang anak mengalami sakit dalam waktu lama dan setelah dikonsultasikan ke dokter tidak ditemukan penyebab pastinya, maka ada kemungkinan pernyakit tersebut bukan disebabkan virus, bakteri atau kerusakan pada tubuh melainkan disebabkan pikiran anak yang sedang stres.
Apabila anak kita mengalami
stress, bagaimana cara mengatasinya?
Hal ini sebagian besar bergantung pada
apakah kita dapat menentukan apa yang menjadi sumbernya. Jika sudah diketahui
sumber dari stres itu, maka kita akan dapat langsung menangani masalahnya.
Tetapi, jika sumber tekanan itu masih tersembunyi atau belum jelas, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan oleh orangtua untuk membantu anak mengatasi
stress. Antara lain :
§ Orangtua
tetap tenang. Jika orangtua panik, maka tingkat stres yang dialami anak akan
meningkat.
§ Buka
komunikasi. Anak yang sedang stres mungkin tidak akan mencari orangtuanya, jadi
dekati dia dan ajak bicara.
§ Mengajak
anak agar membicarakan hal yang menganggunya. Karena salah satu cara mengatasi stres yang paling buruk adalah :
menyembunyikan dan memendam di dalam hati. Ciptakan kesempatan untuk membantu anak untuk mengungkapkan perasaannya, seperti kesedihannya,
kekecewaan, kegelisahan atau ketakutannya.
§ Jangan
menganggap remeh perasaan anak kita. Kita perlu belajar mendengarkan apa pun
keluhan mereka . Umumnya anak akan makin tertekan jika anak merasa tidak
dimengerti oleh orangtuanya atau diabaikan.
§ Bantu anak
mengenali tanda stres. Tunjukan gejala-gejala stres, agar anak tahu kapan mulai
merasa tegang, sehingga dia dapat memberitahu kita. Dengan demikian kita bisa
membantunya mengurangi stres.
§ Bersama anak, gambarkan dengan jelas
cara penyelesaian yang mungkin dilakukan. Tolonglah anak itu untuk mengenali
tindakan- tindakan tertentu yang dapat dilakukannya untuk mengatasi
keadaaan yang menekan. Misalnya, masalahnya
adalah pelajaran sekolah yang tertinggal, bicarakanlah bagaimana caranya agar
anak dapat mengatur jadwal waktunya dengan lebih baik lagi, memperbaiki
kebiasaan belajarnya, mencari bantuan baik dari orangtua maupun dari para guru.
§ Temukan dalam firman Allah apa jawaban atau tanggapan terhadap
suatu masalah. Berdoalah bersama anak agar menyerahkan kekuatiran kepada Tuhan, agar dapat menerima damai dan ketenangan.
§ Usahakanlah menyediakan waktu untuk saat teduh yang
teratur di rumah dan pada waktu itu radio dan televisi harus dimatikan, dan
juga telepon tidak mengganggu.
§ Temukan yang
membuat rileks. Setiap anak berbeda, jadi cari apa yang dapat membantu anak
kita menjadi rileks dan ajak dia menggunakannya. Sebagai contoh, beberapa anak
dapat membuat gambar atau menuliskan tentang stres, atau menulis buku harian.
Atau sediakan tempat yang nyaman dalam rumah di mana anak dapat menenangkan
diri. Dalam sebuah survei terhadap hampir sembilan ratus anak praremaja, mereka
mengatakan bahwa pereda stres yang baik adalah melakukan suatu kegiatan,
mendengarkan musik, olahraga, mengobrol dengan teman atau mengobrol dengan
orangtua.
§ Cukup tidur.
Tugas bertumpuk dan jadwal yang padat dapat mengganggu pola tidur anak. Tanpa
tidur malam yang cukup, dapat meningkatkan stres.
§ Evaluasi
jadwal anak sehari-hari dalam satu minggu, sekolah, di rumah dan semua kegiatan
tambahannya. Seberapa banyak waktu luang yang tersedia untuk anak. Jika perlu,
kurangi kegiatan anak.
§ Batasi jumlah waktu menonton televisi untuk anak. Terlalu banyak menonton televisi dapat mengakibatkan anak
mengalami stres karena menanggung beban informasi dan emosi yang berlebihan. Selain itu,
salah satu pemicu stres adalah tayangan berita kejadian penuh tekanan dalam
dunia nyata (terorisme, perang, penculikan, badai).
§ Jaga
rutinitas keluarga. Dengan menjaga rutinitas membantu mengurangi stres karena
meningkatkan kepastian bagi anak. Misalnya, waktu makan bersama keluarga, ritual
waktu tidur, cerita sebelum tidur, mesbah keluarga.
§ Janganlah memaksa anak untuk mencapai suatu sasaran yang tidak realistik atau memaksakan anak
melakukan keinginan orangtua.
§ Sediakanlah dan nikmatilah saat-saat santai bersama-sama dengan anak kita.
§ Sering-seringlah
memeluk anak kita. Pelukan dan usapan di punggung dapat membantu mengurangi
stres.
§ Banyaklah tertawa bersama-sama. Sudah sejak lama diakui
bahwa tertawa mempunyai kekuatan yang dapat menyembuhkan stres, tertawa
merupakan penawar stres yang sangat efektif.
Nah,
tidak ada seorang pun, termasuk anak-anak, yang dapat sepenuhnya melarikan diri
dari masalah kehidupan. Tetapi yang terutama
adalah orangtua perlu hadir secara teratur di dalam kehidupan anak dan
memberikan suasana berkomunikasi secara terbuka tanpa rasa takut. Jika ini sudah terjalin
dengan baik, maka jika anak menghadapi stres yang tidak bisa diatasinya, dengan
sendirinya dia akan meminta orangtua untuk membantunya. Jadi, adakalanya dengan
diskusi atau komunikasi, kita bisa memperbaiki cara anak memandang dan
memperkuat daya juang anak sehingga dia berlatih mengatasi masalahnya sendiri.
(Salah satu sumber : The Big Book of Parenting Solution)
No comments:
Post a Comment