Tuesday, February 7, 2017

Buah Hatiku Berkebutuhan Khusus


Dikaruniai seorang anak dengan kebutuhan-kebutuhan khusus (ABK) bisa menjadi awal sebuah “perjalanan”, bahwa belajar membesarkan anak berkebutuhan khusus bukanlah sebuah peristiwa melainkan sebuah proses. Adakalanya Anda akan mengalami berbagai emosi yang tak mudah sewaktu berjuang untuk memahami kebutuhan khusus anak dan peran Anda sebagai orangtua.

Saat Anda butuh kekuatan, ijinkanlah Roh Kudus-Nya menghibur dan menunjukkan apa yang harus Anda lakukan. Percayalah bahwa Allah akan membentuk Anda menjadi setara dengan tantangan yang Anda hadapi, dan akan memberkati Anda dengan wawasan serta pemahaman dalam membuat keputusan-keputusan yang menyangkut kesejahteraan ABK.

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan sebagai orangtua dengan ABK:


#1. Hal terutama adalah menerima perbedaan anak. Memang saat mendengar anak terdiagnosa sebagai Anak Spesial (Anak Berkebutuhan Khusus), orangtua mungkin merasa berat. Namun, di sisi lain sang anak sangat butuh penerimaan dan dukungan Anda, orangtuanya.

#2. Kenali keunikan dan perbedaanya agar Anda bisa mengatasinya.

#3. Tentunya setiap orangtua butuh bimbingan Tuhan dan kekuatan dariNya. Saat Anda mencariNya, Tuhan akan memberi Anda hikmat mengenai kebutuhan unik anak-anak Anda.

#4. Pelajari sebanyak mungkin tentang kebutuhan khusus yang dihadapi anak Anda. Para profesional dan sumber informasi yang handal bisa membantu Anda memahami kebutuhan khusus dan apa yang harus dihadapi sang anak. Jangan takut bertanya.

#5. Sangat disarankan agar anak mendapat evaluasi atau dilakukan assessment sehingga bisa menjadi sebuah pertimbangan apakah sang anak butuh penanganan terapi khusus, pendidikan khusus atau perhatian Psikologis.

#6. Penanganan terhadap anak bisa sangat bervariasi bergantung dari keunikannya.

#7. Berbicaralah dengan orangtua lain yang memiliki pergumulan serupa dan memegang nilai-nilai yang sama dengan Anda. Tindakan ini akan membantu Anda memahami perasaan Anda sendiri dan menyediakan dukungan yang sangat Anda butuhkan. Bergabunglah dengan komunitas yang mendukung.

 #8. Nah, tentunya Anda pun perlu menyiapkan dan meneguhkan anggota keluarga lainnya, karena beberapa ABK akan tampil berbeda. Jika anggota keluarga seperti kakek-nenek, kakak, adik, dan yang lainnya tidak diteguhkan, mereka akan mengalami kesulitan untuk memahami keterbatasan atau ketidakmampuan ABK sehingga mereka tidak tahu bagaimana cara untuk membantunya. Perlu diketahui, keluarga besar sering memiliki perasaan yang sama dengan Anda, yakni mereka merasa tidak mengerti, tidak tahu ataupun ketakutan seperti yang Anda rasakan saat Anda pertama kali mendengar diagnosanya. Menerima ketidakmampuan anak Anda mungkin merupakan hal sulit bagi beberapa anggota keluarga.

#9. Segera sesudah Anda menerima diagnosa sang anak, jelaskan hal tersebut kepada anggota keluarga.
Bantulah anggota keluarga untuk memahami ketidakmampuan sang anak. Jawablah pertanyaan-pertanyaan mereka dengan jujur. Sabarlah satu sama lain sementara anggota keluarga menyesuaikan diri dengan berbagai tantangan dan perubahan baru.
Mintalah anak-anak, kakek-nenek dan anggota keluarga lainnya untuk membantu dalam cara khusus. Hal ini akan membuat mereka merasa dilibatkan.

#10. Jangan membiarkan ketidakmampuan anak menjadi fokus dari segala kegiatan keluarga. Lakukan hal-hal khusus untuk sang buah hati yang mengalami ketidakmampuan, tetapi lakukan berbagai aktivitas lain yang memenuhi kebutuhan anak Anda lainnya. Jika memungkinkan, lakukan hal-hal yang melibatkan seluruh anggota keluarga.

#11. Jaga agar keluarga Anda tetap seimbang. Bantulah semua anggota memahami bahwa mereka dikasihi dan semua perlu saling menerima satu sama lain.

#12. Teguhkan diri Anda. Anda perlu punya waktu untuk rileks dari tuntutan terus menerus.

#13. Perkokoh perkawinan Anda. Luangkan waktu bersama pasangan Anda untuk melakukan hal-hal yang Anda sukai.

#14. Berjuanglah untuk menjaga keseimbangan antara mendorongnya untuk mandiri dan melindunginya dari bahaya. Lakukan hal-hal yang menjadi kekuatan anak dan perlakukan dia senormal mungkin. Berikan padanya setiap kesempatan yang tersedia untuk mengembangkan ketrampilan, talenta dan kemampuannya.

No comments:

Post a Comment